1566
1562
1561
1560
1559
1557
1556
1555
1256
1089

Tinjauan Hadits

Avatar Tamjidnor

 

حديث أَبِي ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ، فَنَزَلَ جِبْرِيلُ فَفَرَجَ عَنْ صَدْرِي، ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ، ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُمْتَلِيءٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهُ فِي صَدْرِي، ثُمَّ أَطْبَقَهُ، ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السّمَاءِ الدُّنْيَا، فَلَمَّا جِئْتُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ جِبْرِيلُ لِخَازِنِ السَّمَاءِ افْتَحْ، قَالَ: مَنْ هذَا قَالَ: هذَا جِبْرِيلُ، قَالَ: هَلْ مَعَكَ أَحَدٌ قَالَ: نَعَمْ مَعِي مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: أَوَ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ: نَعَمْ؛ فَلَمَّا فَتَحَ عَلَوْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَإِذَا رَجُلٌ قَاعِدٌ، عَلَى يَمِينِهِ أَسْوِدَةٌ وَعَلَى يَسَارِهِ أَسْوِدَةٌ، إِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ، وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَسَارِهِ بَكَى، فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالاِبْنِ الصَّالِحِ، قُلْتُ لِجِبْرِيلَ: مَنْ هذَا قَالَ: هذَا آدَمُ، وَهذِهِ الأَسْوِدَةَ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ نَسَمُ بَنِيهِ، فَأَهْلُ الْيَمِينِ مِنْهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ، وَالأَسْوِدَةُ الَّتِي عَنْ شِمَالِهِ أَهْلُ النَّارِ؛ فَإِذَا نَظَرَ عَنْ يَمِينِهِ ضَحِكَ، وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى حَتَّى عَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَقَالَ لِخَازِنِهَا افْتَحْ، فَقَالَ لَهُ خَازِنُهَا مِثْلَ مَا قَالَ الأَوَّلُ؛ فَفَتَحَ قَالَ أَنَسٌ فَذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ فِي السَّموَاتِ آدَمَ وَإِدْرِيسَ وَمُوسَى وَعيسَى وَإِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُثْبِتْ كَيْفَ مَنَازِلُهُمْ؛ غَيْرَ أَنَّهُ ذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ آدَمَ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَإِبْرَاهِيمَ فِي السَّمَاءِ السَّادِسَةِ قَالَ أَنَسٌ، فَلَمَّا مَرَّ جِبْرِيلُ بِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِإِدْرِيسَ قَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالأَخِ الصَّالِحِ فَقُلْتُ: مَنْ هذَا قَالَ: هذَا إِدْرِيسُ ثُمَّ مَرَرْتُ بِمُوسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالأَخِ الصَّالِحِ؛ قُلْتُ: مَنْ هذَا قَالَ: هذَا مُوسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِعِيسَى فَقَالَ مَرْحَبَا بِالأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ؛ قُلْتُ: مَنْ هذَا قَالَ: هذَا عِيسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالاِبْنِ الصَّالِحِ؛ قُلْتُ: مَنْ هذَا قَالَ: هذَا إِبْرَاهِيمُ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوَى أَسْمَعُ فِيهِ صَريفَ الأَقْلاَمِ، فَفَرَضَ اللهُ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلاَةً، فَرَجَعْتُ بِذَلِكَ حَتَّى مَرَرْتُ عَلَى مُوسَى، فَقَالَ: مَا فَرَضَ اللهُ لَكَ عَلَى أُمَّتِكَ قُلْتُ: فَرَضَ خَمْسِينَ صَلاَةً، قَالَ فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ، فَرَاجَعَنِي فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقُلْتُ: وَضَعَ شَطْرَهَا؛ فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ، فَرَاجَعْتُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا، فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ، فَرَاجَعْتُهُ، فَقَالَ: هِيَ خَمْسٌ وَهِيَ خَمْسُونَ لاَ يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ، فَقُلْتُ اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى، وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لاَ أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ، وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ

Artinya:Abu Dzar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Pada suatu malam terbuka atap rumahku di Mekkah, lalu turun Jibril, dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia membawa mangkok emas yang penuh berisi hikmat dan iman lalu dituangkan ke dalam dadaku, lalu ditutup kembali, Kemudian ia membimbing tanganku dan menaikkan aku ke langit dunia, dan ketika sampai di langit, Jibril berkata kepada penjaganya: Bukalah. Lalu ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Lalu ditanya: Apakah bersama lain orang? Jawabnya: Ya, bersamaku Muhammad saw. Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Ketika telah dibuka, kami naik ke langit dunia tiba-tiba bertemu dengan orang yang duduk sedang di kanan, kirinya banyak gerombolan, bila ia melihat ke kanan tertawa, tetapi bila melihat ke kiri menangis, maka ia menyambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang salih dan putra yang salih. Saya tanya kepada Jibril: Siapakah itu? Jawabnya: Itu Adam a.s., sedang gerombolan yang kanan-kirinya anak cucunya, yang di kanan ahli sorga dan yang di kirinya ahli neraka, karena itu ia tertawa bila melihat ke kanan, dan menangis bila melihat ke kirinya. Kemudian dinaikkan ke langit kedua, dan minta buka pada penjaganya, juga dikatakan oleh penjaganya sebagaimana langit pertama, lalu dibuka. Anas r.a. berkata: Maka menyebut bahwa di langit-langit itu tetah bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, Ibrahim a.s. tetapi tidak dijelaskan tempat masing-masing, hanya menyebut bahwa Adam di langit pertama dan Ibrahim di langit keenam.
Anas r.a. berkata: Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad saw. jumpa dengan nabi Idris maka disambut: Marhaban (Selamat datang) nabi yang salih dan saudara yang salih. Lalu saya tanya: Siapakah ini? Jawabnya: Ini Idris, kemudian melalui nabi Musa juga disambut: Marhaban binnabiyissalih, dan saya bertanya: Siapakah ini? Jawab Jibril: Itu Musa, lalu melalui Isa juga menyambut selamat datang nabi yang salih dan saudara yang salih, ketika saya tanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Isa a.s. Kemudian melalui Ibrahim juga menyambut: Selamat datang nabi yang salih dan putra yang salih. Lalu saya tanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Ibrahim a.s.Kemudian aku dibawa naik sehingga ke atas mustawa, di mana aku mendengar suara kalam yang mencatat dilauh mahfudh. Maka Allah mewajibkan atas ummatku lima puluh kali shalat. Lalu aku kembali membawa perintah kewajiban itu sehingga melalui Musa, maka ia tanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan atas ummatmu? Jawabku: Lima puluh kali shalat, langsung ia berkata: Kembalilah kepada Tuhan untuk minta keringanan, sebab ummatmu takkan kuat melakukan itu, maka aku kembali kepada Tuhan minta keringanan dan diringankan separuhnya, lalu kembali kepada Musa dan saya terangkan padanya telah diringankan separuhnya, tetapi Musa tetap berkata; Mintalah keringanan karena ummatmu tidak akan kuat, maka kembali aku minta keringanan kepada Tuhan dan mendapat keririgan-an separuhnya, kemudian kepada Musa saya katakan telah mendapat keringanan separuhnya, tetapi Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanankarena ummatmu tidak akan kuat melakukan itu, maka kembalilah aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah berfirman: Itu hanya lima kali dan berarti lima puluh, tidak akan berubah lagi putusanku maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan. Kemudian aku dibawa ke sidratul muntaha yang diliputi oleh berbagai warna sehingga aku tidak mengerti apakah itu. Kemudian aku dimasukkan sorga, mendadak kubah-kubahnya dari mutiara dan tanahnya kasturi (misik). (Bukhari, Muslim).

Komentar

Avatar Tamjidnor

TUNTUNAN SINGKAT MENYELENGGARAKAN JENAZAH

(BACAAN DAN DO’A)

Oleh: Tamjidnor, S. Ag., M. Pd. I.

 

A.      Pengantar

 

Dalam hidup ini kita pasti menemui peristiwa kematian, baik kerabat dekat, kerabat jauh, tetangga, bahkan  diri kita sendiri. Dalam hal ini Islam sebagai agama yang sempurna memberikan tuntunan bagaimana menghadapi dan menyelenggarakan orang yang meninggal dunia. Kewajiban bagi mukmin terhadap jenazah adalah:

1.      Menuntun atau menalqinkan ketika ada yang menghadapi sakaratul maut yakni saat-saat menjelang kematian,

2.      Memandikan,

3.      Mengkafani,

4.      Menyalatkan,

5.      Menguburkan,

6.      Mendo’akan .

 

B.       Ketika menghadapi orang Sakaratul Maut

Terdapat dalam riwayat Muslim, Abu Daud, dan Turmuzi, bahwa Nabi Muhammad Saw. berwasiat agar ketika menghadapi orang yang sakaratul maut menalqinkan dengan mengucap kalimat tauhid di dekat telinganya, yaitu ucapan:

 

لَا إِ لَهَ إِلَّا اللهُ

Dan dalam hadits lain yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, Nasai, Hakim dan Ibnu Hibban bagus dibacakan surah Yasiin, agar orang yang menghadapi sakaratul maut dimudahkan untuk melewatinya (Lihat Fiqhus Sunnah; Sayyid Sabiq)

Ketika telah selesai melewati saat-saat sakaratul maut, dan dia telah meninggal dunia, maka sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Ahmad, sunnah kita terutama ahli keluarga jenazah mengucapkan do’a berikut:

 

اللَّهُمَّ أْ جُرْنِى فِى مُصِيْبَتِى وَاخْلُفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا

Selanjutnya keadaan jenazah agar ditutup mata dan mulutnya, kemudian dibersihkan dari kotoran bekas-bekas tinja atau air kencing, darah dan lain sebagainya ketika dia sakit dan ditempatkan pada tempat yang bersih dan terlindung dengan posisi kaki mengarah ke kiblat. Demikian juga pakaian dan perhiasannya agar dilepaskan, kemudian ditutup dengan kain yang ringan pada seluruh tubuhnya.

C.       Memandikan

 

Sebelum memandikan disiapkan kain kafan dan alat-alat mandi selengkapnya. Setelah siap, maka siapkan jenazah dengan posisi agak tinggi dari lantai dengan kaki mengarah kiblat. Proses memandikan sebagai berikut:

1.      Mengistinjakan (mencuci sekitar lobang pembuangan) dengan ucapan:

نَوَيْتُ الْإِ سْتِنْجَاءَ لِهَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًالِلَّهِ تَعَالَى

2.      Mengudhukan jenazah, dengan ucapan (berniat):

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهَذَا الْمَيِّتِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

3.      Memandikan dengan membersihkan seluruh tubuh jenazah dengan ucapan niat:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

4.      Mandi Sembilan, dengan bacaan:

a.       Siraman pada tengah badan sebanyak 3 kali dari kepala hingga ujung kaki:

غُفْرَانَكَ يَااَللهُ, رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

b.      Siraman pada sisi kanan badan jenazah sebanyak 3 kali,

غُفْرَانَكَ يَارَحْمَنُ, رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

c.       Siraman pada sisi kiri badan jenazah sebanyak 3 kali,

غُفْرَانَكَ يَارَحْيْمُ, رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

5.      Setelah tuntas/selesai memandikan, maka ucapkan bacaan berikut:

لَاإِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

D.      Mengkafani

 

Kain kafan disiapkan lebih dahulu dari proses pemandian, maka ketika selesai dimandikan tinggal menghamparkan kain tersebut dengan bacaan berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِبَاسَهُ (هَا) يَاكَرِيْمُ وَأَدْخِلْهُ (هَا) يَااَللهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Cara mengkafani adalah dengan melipat kain pada sisi kiri jenazah lebih dahulu perlembar, kemudian disusul oleh sisi kain sebelah kanan ke arah kiri. Setelah ketiga lapis kain sudah rapi pada lipatannya, maka diikat pada sisi kiri dengan simpulan yang mudah dilepas. Karena ketika jenazah di dalam lahat atau dalam tebala simpulan kain akan dilepas.

 

 

E.       Shalat Jenazah

Sepakat para Ulama, bahwa hukum menyalatkan jenazah adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban sosial seluruh masyarakat yang apabila dikerjakan sebagian masyarakat, maka menggugurkan kewajiban masyarakat lainnya. Berarti pahala bagi yang menunaikan kewajiban ini menjadi dua kali lipat, yaitu pahala mengerjakannya dan pahala menggugurkan kewajiban orang lain.

Shalat jenazah hakikatnya adalah do’a bagi jenazah agar mendapat rahmat dan ampunan dari Allah Swt. dimana pelaksanaannya tidak sama dengan shalat biasanya, dengan tidak ada rakaat, ruku, sujud dan tahiyat. Shalat jenazah dilakukan dengan takbir sebanyak empat kali dan ditutup dengan salam. Kaifiyat pelaksanaan shalat jenazah sebagai berikut:

1.      Takbiratul ihram yang didahului dengan lafazh niat, seperti:

أُصَلِّى فَرْضَ الْكِفَايَةِ عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى-أَللهُ أَكْبَرُ-

Kemudian dari takbiratul ihram adalah membaca Surah Al Fatihah.

2.      Ucapan takbir yang kedua, kemudian membaca Shalawat atas Nabi Muhammad Saw. seperti dalam tahiyat akhir atau yang disebut dengan shalawat Ibrahimiyah, atau sekurang-kurangnya ucapan shalawat berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ

3.      Ucapan takbir yang ketiga, kemudian membaca do’a berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدّ َنَسِ وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وِأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًاخَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ (هَا) مِنْ عَذَابِ الْقَيْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ.

Atau sekurang-kurangnya dengan do’a berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا)

4.      Ucapan takbir yang keempat, kemudian membaca do’a berikut:

اللَّهُمَّ لَاتَحْرِمْنَاأَجْرَهُ (هَا) وَلَاتَفْتِنَّابَعْدَهُ (هَا) وَاغْفِرْلَنَا وَلَهُ (هَا) وَلِإِخْوَانِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَابِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْقٌ رَحِيْمٌ.رَبَّنَاآتِنَافِى الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّارِ.

5.      Ucapan Salam, dengan ucapan:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

F.        Penguburan Jenazah

 

Dalam penguburan jenazah disediakan lobang kubur yang dalamnya satu meter lebih, bagi yang kering bisa membuat lobang lahat yang memuat tubuh jenazah pada bagian tengah dasar lobang atau pada sisi arah kiblat bagi lobang kubur. Sementara pada daerah yang berair, maka bisa menggunakan tebala, yaitu kotak kayu untuk memuat tubuh jenazah.

Kaifiyat penguburan adalah sebagai berikut:

1.      Memasukkan jenazah ke dalam lahat atau tebala dengan posisi miring dengan bagian tubuh sebelah kanan pada bagian bawah. Kemudian membuka ikatan kafan dari ujung kepala hingga ujung kaki, dan membuka wajah jenazah untuk ditempelkan pada dinding kubur, atau meletakkan segumpal tanah bagi yang memakai tebala. Ketika memasukkan jenazah diiringi do’a yang diucapkan sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. فِى سَبِيْلِ اللهِ وَعَلَى مَلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ أَجِرْنَامِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. اللَّهُمَّ افْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوْحِهِ (هَا) وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ فِى قَبْرِهِ (هَا) بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

2.      Setelah jenazah diletakkan miring dengan sempurna menghadap kiblat, maka mulailah ditutup dengan tanah, maka sunnah bagi yang hadir ikut mengambil tanah minimal tiga gumpalan. Ketika memasukan gumpalan pertama diiringi do’a berikut:

مِنْهَاخَلَقْنَاكُمْ, اللَّهُمَّ لَقِّنْهُ (هَا) عِنْدَالْمَسْئَلَةِ حُجَّتَهُ (هَا).

Gumpalan tanah kedua dilemparkan ke dalam lobang kubur dengan ucapan:

وَفِيْهَانُعِيْدُكُمْ, اللَّهُمَّ افْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوْحِهِ (هَا)

Gumpalan tanah ketiga dilemparkan ke dalam lobang kubur dengan ucapan:

وَمِنْهَانُخْرِجُكُمْ تَارةً أُخْرَى, اللَّهُمَّ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ (هَا)

3.      Penimbunan tanah diteruskan petugas khusus dengan diiringi bacaan surah Yaasiin.

4.      Setelah selesai penimbunan tanah, maka prosesi penguburan ditutup dengan pembacaan talkin dan  do’a, diantaranya:

 

4ÉOó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#ÉOŠÏm§9$#

وَنَسْتَوْدِعُكَ اللهَ آمَنَكَ اللهُ وَثَبَّتَكَ اللهَ بِقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْأَخِرَةِ كَمَاثَبَّتَكَ بِهِ فِى الدُّنْيَا. آنَسَ اللهُ وَحْشَتَكَ وَرَحِمَ اللهُ غُرْبَتَكَ وَغَفَرَ سَيِّئَتَكَ وَقَبِلَ حَسَنَتَكَ. اللَّهُمَّ يَاآنِيْسَ كُلَّ وَحِيْدٍ وَيَا حَاضِرًالَيْسَ بِبَعِيْدٍ. آنِسْ وَحْدَتَنَا وَوَحْدَتَهُ وَارْحَمْ غُرْبَتَنَا وَغُرْبَتَهُ وَلَقِّنْهُ حُجَّتَهُ وَلَاتَفْتِنَّابَعُدَهُ وَاغْفِرْلَنَاوَلَهُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

الْحَمْدَلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اللَّهُمَّ أَسْلَمَهُ إِلَيْكَ الْأَشِحَّاءُ عَنْ أَنْ يَنْزِلَ بِهِ هَذَا الْحَادِثُ الَّذِى تَنْفِرُ عَنْهُ النُّفُوْسُ بِطَبْعِهَا وَفَارَقَهُ مَنْ كَانَ يُحِبُّ قُرْبَهُ وَخَرَجَ مِنْ سَعَةِ الدُّنْيَا وَمِنَ الْحَيَاةِ إِلَى ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَضَيْقِهِ وَنَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرٌ مَنْزُلٍ بِهِ. إِنْ عَاقَبْتَهُ فَبِذَنْبِهِ وَإِنْ عَافَوْتَ عَنْهُ فَأَهْلُ الْعَفْوِ أَنْتَ, أَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ وَهُوَ فَقِيْرٌ إِلَى رَحْمَتِكَ. اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ حَسَنَتَهُ وَاغْفِرْسَيَّئَتَهُ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَاجْمَعْ لَهُ بِرَحْمَتِكَ الْأَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ وَاكْفِهِ كُلَّ هَوْلٍ وَمَشَقَّةٍ دُوْنَ الْجَنَّةِ. اللَّهُمَّ وَاحْفَظْهُ فِى تَرْكَتِهِ فِى الْغَابِرِيْنَ. وَكُنْ خَلِيْفَةً عَلَيْهِمْ فِى الْحِفْظِ وَالْمَعُوْنَةِ وَارْفَعْهُ فِى عِلِّيِّيْنَ وَعُدْعَلَيْهِ بِفَضْلِكَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدٌلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

G.      Penutup

Demikian risalah ringkas ini ditulis sebagai pedoman sederhana dan ringkas dalam menyelenggarakan jenazah. Semoga bermanfaat. Amin

 

Banjarmasin,  Agustus 2011 M/Ramadhan 1432 H

Penulis/Narasumber,

 

Tamjidnor, S. Ag., M. Pd. I.

Halaman-halaman

Patner & Sponsor

Siapa yang online

There are currently 0 users online.

Temukan di FB

Contact us

STIE Kayutangi

Jl. Brigjend H. Hasan Basry No. 9-11
Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Tel     : (0511) 3304652
Fax     : (0511) 3305238
email : it@stiei-kayutangi-bjm.ac.id

Education - This is a contributing Drupal Theme
Design by WeebPal.